Rabu, 23 Oktober 2013

karakteristik dan variabilitas individu


I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap individu mempunyai karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang dipengaruhi oleh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dibawa sejak ia lahir baik yang berhubungan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Keyakinan masa lalu mengatakan bahwa kepribadian terbawa pembawaan dan lingkungan; merupakan dua faktor yang terbentuk karena dua faktor yang terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya masing-masing. Namun setelah disadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang atau apa yang dirasakan oleh siapapun merupakan hasil dari perpaduan dari apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.                                                                                                                                   
Dalam interaksinya, ekologi memiliki hubungan yang erat kaitannyadengan komunitas, ekosistem, serta populasi. Dimana populasi merupakaninteraksi antar individu sejenis yang memiliki ciri-ciri yang sama. Ciri yang samadalam suatu populasi tidak selamanya 100%, dikarenakan oleh faktor lingkungandan genetika namun demikian masih tetap ada kisaran normalnya atau dapatdikatakan sering ditemui. Keadaan bervariasi atau kecenderungan untuk berubah-ubah tersebut disebut dengan varabilitas antar individu. Adapun variabilitas antar individu memiliki dua karakter yaitu karakter kuantitatif (sesuatu yang dapatdiukur) dan karakter kualitatif (sesuatu yang tidak dapat diukur secara objektif).                                                                                                
Dalam percobaan variabilitas di antara individu ini, karakter kuantitatif yang dihitung antara lain panjang, lebar, berat, usia, dan jenis kelamin.

Denganmelakukan penelitian penentuan pengukuran tersebut, maka dapat diketahuivariabilitas di antara individu satu dengan yang lainnya.
B. Tujuan
1.Mempelajari variabilitas diantara individu.
2. Mempelajari hubungan antara sifat-sifat yang bervariasi tersebut.

II. TINAJAUAN PUSTAKA

Meskipun tidak selalu sama antar individu, tapi masih tetap ada kisarannormalnya, yaitu ukuran yang bisa ditemui. Ukuran diluar batas biasa terlalu jauhdari kisaran normal dianggap sebagai ukuran yang tidak biasa, artinya individutersebut dapat dianggap tidak normal tapi bukan berarti tidak baik. Individu diluar batas normal dikatakan memilki nilai ekstrem. Karena tidak 100% sama makadikatakan bahwa ada variasi dalam populasi (Hariyanto, 2008).

 Variabilitas merupakan suatu keadaan bervariasi yang berkecenderungan berubah-ubah menjadi bermacam-macam. Untuk menggambarkan variabilitasantar individu salah satu caranya adalah dengan deskripsi statistik. Pada carastatistika dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan interpresi data untuk dasar mengambil keputusan,karakter parametrik individu di ukur dan dianalisismenggunakan metode statistik. Karakter tersebut sering digunakan dalam penelitian ekologi adalah panjang, lebar, berat, usia, dan jenis kelamin(Suliyanto,2010).
Menurut Solbrig dan Solbrig (1981) spesies adalah kelompok individu organisme yang memiliki persamaan morfologi, biokimia, fisiologi dan tingkah laku yang pada kondisi alami antara individu tersebut dapat saling kawin (interbreeding) dan menghasilkan keturunan yang fertil (subur). Sifat-sifat yang dimiliki suatu spesies adalah hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik menyebabkan sifat suatu spesies akan cenderung tetap, yang dikenal dengan istilah bentuk hidup (life form). Namun karena pengaruh faktor lingkungan sifat-sifat tersebut sangat bervariasi diantara individu anggota spesies. Modifikasi sifat suatu spesies yang disebabkan oleh faktor lingkungan ini yang dikenal dengan istilah bentuk tumbuh (Growth form) dan tidak bersifat menurun. Jadi berbagai

sifat dari indiviodu anggota spesies ada yang bervariasi dan ada yang cenderung tetap (Michael, 1994).
Kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu disebut juga dengan populasi (Odum, 1971).
Antar individu-individu sejenis memiliki karakter taksonomi yang sejenis,meliputi karakter kuantitatif adalah karakter yang diperoleh dari pengamatan dan biasanya berbentuk bilangan yang dapat dihitung. Karakter kuantitatif tidak selalu100% sama, misalnya panjang, lebar tubuh. Biasanya berat tubuh antar individudari suatu populasi alam boleh dikatakan tidak pernah sama. Faktor-fakor yangmempengaruhi karakter kuatitatif antara lain, faktor genetik, faktor lingkungandan fisiologi, ataupun jenis kelamin. Faktor tersebut tidak pernah 100% sama,sehingga individu dalam suatu populasi juga tidak akan pernah sama (Walpole, 1995)

III. METODOLOGI KERJA

A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 17 Oktober 2103. Di Laboratorium ekologi, jurusan biologi. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan , Unila.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah : 
Ikan emas sebanyak 60 ekor, akuarium, kran aerator untuk sirkulasi, penggaris, kertas grafik, botol air mineral yang dipotong menjadi 2, timbangan.
C. Cara Kerja
1. ikan di tampung pada sebuah baskom besar.
2.masing-masing kelompok mengambil 15 ekor.

3. ditimbang air secukupnya pada wadah air mineral yang sudah disiapkan, timbang awalnya sbagai Wo, lalu isikan ikan sebanyak 5 ekor, dan ditimbang, Setelah itu ukur panjang badan dari kepala hingga ekor pada kertaas grafik yang sudah disiapkan. Catat hasilnya
4. lakukan hal yang sama untuk ke 10 ekor ikan yang lain.
5.selain dicatat berat serta ukurannya, catat pula perbedaan yang mencolok antara individu ikan mas tersebut. Di amati dan dicatat.

IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Tabel 1. Panjang ikan dalam populasi

Panjang per individu (cm)
nomor
A1
A2
A3
A4
1
5,2
5
5
5,4
2
4,5
5
4,8
5
3
5,1
4,5
4,5
4,9
4
4,9
5
5,4
4,5
5
4,8
5,5
5,1
5
6
5,4
5
4,5
4,97
7
4,5
5
5,5
5,3
8
4,6
4,6
5,3
5,1
9
5,4
4,3
5
5
10
5
4,5
5,3
5,5
11
5,2
5,1
6,5
4,3
12
5
4,4
6,2
4,5
13
4,7
4,6
6
4,5
14
5,9
5,4
5,9
4,9
15
4,6
5,1
5,7
4,5
Xbar
4,98
4,86
5,38
4,89

Tabel 2. Berat badan
Nomor
Berat per populasi (gram)

A1
A2
A3
A4
WI
7,59
16,1
109,2
8,9
W2
12,5
11,2
17,4
13
W3
10,4
13
4.3
4,3
Xbar
10,2
13,43
43,63
8,73

Kamis, 17 Oktober 2013

fisiologi heawan tentang respirasi dan energi metabolisme



I. PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan.

Normalnya manusia membutuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.

Metabolisme dipakai sebagai sutau istilah untuk menyatakan fifiologi total makhluk hidup dari mulai masuknya makanan,penyerapan, penyimpanan, sintesis, ekskresi dan lain-lain. Makhluk hidup mendapatjan  nergi melalui proses oksidasi zat-zat makanan tesebut. Dengan demikian pengukuran O2

 yang dikonsumsi dapat dipakai untuk mengukur energi metabolisme hawan/makhluk hidup, kecuali bagi organisme yang bersifat anaerob.

Energi yang diperoloeh pada umumnya berbentuk ATP(adenosin trifosfat). Dengan menghidrolisis ikatan fosfat pada ATP ini, maka energi yang dihasilkan dapat dipakai untuk proses kehidupan, misalkan untuk kontraksi otot,pergerakan silia,dan lain-lain.

B.   TUJUAN
      
       Adapun jutuan dari praktikum tentang respirasi dan energi metabolisme ini adalah :
1.      Mengamati dan mempelajari gerakan-gerakan respirasi, frekuensi pernafasan, jantung, dan nadi.
2.      Mengamati dan memepelajari pengaruh kerja fisik pada frekuansi pernafasan, jantung, dan nadi.
3.      Mengatahui laju metabolisme pada kecoa, belalang, dan jangkrik.
4.      Menegetahui pengaruh suhu terhadap laju metabolisme.















II. TINJAUAN PUSTAKA

Paru-paru adalah salah satu organ pada sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat bertukarnya oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida di dalam darah. Proses ini dinamakan sebagai respirasi dengan menggunakan bantuan haemoglobin sebagai pengikat oksigen. Setelah O2 didalam darah diikat oleh haemoglobin, selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh. Dalam tubuh manusia O2 digunakan sel-sel tubuh dalam proses pelepasan energi. Proses tersebut selain menghasilkan energi juga menghasilkan CO2 yang harus dikeluarkan dari tubuh. Sistem pernafasan berfungsi untuk menyediakan suplai O2 dan mengeluarkan CO2 dari dalam tubuh. proses pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada saat manusia bernafas. Organ-organ yang menjadi bagian sistem pernafasan dapat dilihat pada gambar ( Campbell, 1999).

Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida dalam tubuh makhluk hidup disebut pernafasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan melalui difusi. Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbondiokdisa. Pada hewan vertebrata terlalu besar untuk dapat terjadinya interaksi secara langsung antara masing-masing sel tubuh dengan lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam sistem pernafasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas pernafasan bagi keperluan seluruh sel tubuhnya (Rida, 2008).

Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara organisme dan lingkungannya dikenal sebagai respirasi aerob. Respirasi anaerob. Karbondioksida yang diberikan dari organisme tertentu tidak ada oksigen yang diambil. Kebutuhan

oksigen diperoleh dari susunan karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Inilah yang disebut dengan respirasi anaerob (Weichert, 1959).

Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (Widiastuti, 2002).

Salah satu factor yang mendukung laju metabolisme yang tinggi, adalah bahwa sel-sel otot terbang dibungkus dengan mitokondria dan pipa trake mempunyai oksigen yang mencukupi bagi tiap-tiap organel yang membangkitkan ATP ini (Campbell, 2004)

III. METODOLOGI PERCOBAAN

A.    Waktu Dan Tempat
Praktikum dilaksanakan tanggal 11 Oktober 2013 betempat dilaboratorium zoologi jurusan biologi. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, universitas lampung.

B.     Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah: jangkrik 2 ekor,belalang 2 ekor, kecoa 2 ekor,respirometer,stetoskop,eosin, KOH,stopwatch.

C.     Cara kerja
a.       Respirasi
1.      Sediakan sorang objek manusia
2.      Kemudian objek disuruh tidur terlentang dan rileks selama 5 menit, amati berapa frekuensi denyut jantung, frekuensi nadi, dan frekuensi pernafasan.
3.      Kemudian objek disuruh melakukan kerja fisik dengan naik turun  tangga sebanyak 10 kali. Kemudian setelah itu amati dan dicacat frekuensi denyut jantung,frekuensi pernafasan,dan berapa frekuensi denyut nadi.
4.      Masukkan pada tabel data yang sudah di dapat.

b.      Energi metabolisme
1.      Jangkrik,kecoa,dan belalang ditimbang dann dicatat berat nya
2.      Kemudian belalang di masukkan kedalam respirometer yang sebelumnya sudah di beri KOH yang dibungkus menggunakan kapas.dan diberi vaslin.

3.      Setelah itu tempatkan respirometer pada tempat yang datar,dan beri eosin pada pipa kapiler sampai pada garis angka nol.
4.      Amati dan catat berapa pergerakan eosin tiap 5 menit,selama 15 menit.
5.      Lakukan kegiatan 1-4 namun diberi es.



IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.Data Pengamatan

a. respirasi
tabel.1 frekuensi respirasi, denyut jantung, dan nadi
                     widamay fresha
Waktu
Istirahat
Kerja fisik
respirasi
D.jantung
D.nadi
respirasi
D.jantung
D.nadi
0
26
73
73
27
110
120
5
18
77
77
23
68
71
10
14
74
72
17
80
73
15
13
79
76
15
101
85
                        Anggi
Waktu
Istirahat
Kerja fisik
respirasi
D.jantung
D.nadi
respirasi
D.jantung
D.nadi
0
26
94
94
30
136
132
5
25
86
83
30
110
104
10
23
88
82
26
94
93
15
21
86
84
24
93
88
                     Wendy
Waktu
Istirahat
Kerja fisik
respirasi
D.jantung
D.nadi
respirasi
D.jantung
D.nadi
0
32
81
82
57
119
115
5
26
74
82
40
104
102
10
29
80
79
27
100
96
15
17
70
69
21
98
89

Christy
Waktu
Istirahat
Kerja fisik
respirasi
D.jantung
D.nadi
respirasi
D.jantung
D.nadi
0
16
84
80
39
120
98
5
17
75
73
27
83
89
10
16
72
76
26
93
87
15
16
80
79
21
90
76
Fadil
Waktu
Istirahat
Kerja fisik
respirasi
D.jantung
D.nadi
respirasi
D.jantung
D.nadi
0
29
78
84
36
140
164
5
17
67
67
23
80
107
10
16
61
67
20
68
89
15
15
64
67
15
67
83

b.energi Metabolisme
tabel 2. Laju metabolisme serangga dalam respirometer
.
Kecoa
Waktu
Suhu ruang
V.metabolisme
10-7
Suhu dingin
V.metabolisme
10-7
5
0,27
9
1,2
0,4
10
0,19
3.17
0,2
3,3
15
0,15
1,67
0,31
4,3

Belalang
waktu
Suhu ruang
V.metabolisme
10-7
Suhu dingin
V.metabolisme
10-7
5
0,47
0,39
1,7
0,015
10
0,29
0,12
0,26
0,11
15
0,19
5,28
0,74
0,21


waktu
Suhu ruang
V.metabolisme
10-7
Suhu dingin
V.metabolisme
10-7
5
0,71
0.59
3,7
0,062
10
0,39
0,16
1,3
0,011
15
0,05
1,38
0,43
0,24
Jangkrik

B. Pembahasan

Respirasi dapat didefinisikan sebagai pengambilan O2 dan proses pengeluaran CO2 gune melakukan proses perombakan senyawa organik menjadi senyawa anorganik untuk mendapatkan energi. Peristiwa ini dilakukan oleh makhluk hidup didalam sel, sehingga respirasi ini dinamai juga dengan respirasi internal, sedangkan respirasi eksternalnya adalah pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 yang dilakukan oleh organ-organ pernafasan.

Secara skematis jalur pernafasan adalah sebagai berikut:
Hidung ---> faring ---> laring ---> trakea ---> bronkus ---> pulmo ---> alveolus ---> sel-sel tubuh
Berdasarkan keadaan o2 yang ada disekitar sistem,maka respirasi dapat di bagi menjadi 2 yaitu:
1.      Respirasi aerob
Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar.
Energi tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP. Energi ATP ini akan digunakan oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya. Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob adalah C6H12 + 6O2 = 6CO2 + 6H20.

1.      Respirasi anaerob
Yakni pernapasan yang hanya sidikit memerlukan oksigen atau o2. Respirasi yang satu ini terjadi pada bagian sitoplasma dan tujuannya untuk mengurai senyawa organik. Tidak seperti respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini bisa dijumpai pada reaksi fermentasi juga pernapasan intra-molekul. Jika pada reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2 juga H2O secara sempurna, maka pada respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan juga CO2. Pada respirasi anaerob ini pula , hodrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni asam piruvat, asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol.

Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah:
1.      Umur
Saat masih kanak-kanak, tentu saja akan berbeda dengan orang yang sudah berumur 40 tahun,karena pada umur-umur tertentu laju respirasi akan maksimal,sedangkan pada umur-umur tua,laju respirasi akan cenderung turun akibat berkurangnya fungsi organ pernafasan.
2.      Jenis kelamin
Jenis kelamin juga mempengeruhi laju respirasi,hal ini berkaitan dengan fungsi dari sel darah merah sebagai agen pengangkut O2 yang dihasilakan dari proses respirasi eksternal dan internal.dimana laki-laki akan memiliki laju respirasi  yang lebih cepat dibandingkan perempuan.
3.      Suhu
Suhu dingin akan menyebabkan tubuh lebih cepat melakukan respirasi didalam sel,karena pada saat itu tubuh membutuhkan lebih banyak ATP ketimbang saat tubuh berada disuhu ruang.
4.      Aktifitas
Aktifitas yang banyak dan berat akan membuat respirasi baik eksternal atau internal akan berlangsung lebih cepat,hal ini dikarenakan tubuh akan memakai maksimal ATP yang etrsedia untuk bergerak,akibatnya tubuh menjadi kekurangan ATP,agar aktifitas tetap berlangsung maka organ pernafasan akan menungkatkan kuantitasnya dalam mengambil O2 dan mengirimya ke sel-sel yang hendak melakukan respirasi,sehingga memicu juga jantung untuk memompa darah lebih cepat dibandingkan saat aktifitas biasa.

Metabolisme merupakan seluruh rangkaian reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel mahkluk hidup. Metabolisme juga berperan sebagai pengubah  zat-zat makanan seperti asam amino, asam lemak, dan glukosa menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot, dan sistesis substansi sel dan lainnya.

Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan serangkaian reaksi kimia berupa proses penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana. Sebaliknya, katabolisme meruapakan serangkaian reaksi kimia berupa proses pemecahan zat kompleks menjadi zat lebih sederhana yang disertai dengan pelepasan energi berupa adenosin triphosphate (ATP). ATP merupakan senyawa kimia berenergi tinggi , tetapi mempunyai ikatan yang bersifat labil. Akibatnya, senyawa tersebut (ATP) mudah dihidrolisis menjadi ADP. Perubahan ATP menjadi ADP akan membebaskan energi sebanyak 7,3 k.kal/mol ATP.

Pada kedua proses metabolisme, baik anabolisme maupun katabolisme sering kali dipengaruhi oleh senyawa lain, yaitu enzim. Oleh karena itu, pada saat membicarakan metabolisme kita perlu terlebih dahulu mengetahui tentang enzim. Apa itu enzim. Enzim membantu mempercepat proses metebolisme dengan cara menurunkan energi aktivasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme relatif sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi,ini karena respirasi merupakan bagian dari metabolisme.hanya saja pada metabolisme ada pengaruh berat badan,makin berat suatu organisme,maka kebutuhan akan energinya lebih tinggi sehinga mempercepat laju metabolisme.

Hewan ektoterm merupakan hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya. Perolehan panas pada hewan ektoterm tergantung pada berbagai sumber panas di lingkungna luarnya. Oleh karena itulah, merekan akan lebih aktive pada saat lingkungan sekitarnya hangat, karena metabolisme tubuhnya mengalami peningkatan, dan sebaliknya merek akan lebih pasif atau kekurangan energi pada saat musim dingin karena adanya penurunan metabolisme di dalam tubuhnya.  Contoh hewan ektoterm adalah ikan, amphibi, dan reptil. Cara adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu lingkungannya adalah sebagai berikut:

1.            Adaptasi terhadap suhu sangat panas, yaitu meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan, dan mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi.

2.            Adaptasi terhadap suhu sangat dingin, yaitu menambah zat terlarut ke dalam cairan tubuhnya untuk meningkatkan konsentrasi osmotiknya dan menambahkan protein (glikoprotein) anti beku ke dalam cairan tubuhnya.


Sedangkan hewan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh, sebagai hasil dari proses metabolisme sel tubuh. Suhu tubuh endoterm dipertahankan agar tetap konstan, walaupun suhu lingkungannya selalu berubah . Hewan endoterm meliputi burung dan mamalia. Cara adaptasi hewan endoterm terhadap lingkungannya adalah sebagai berikut:

1.            Cara yang dilakukan hewan endoterm untuk meningkatkan pelepasan panas karena suhu tubuh terlalu tinggi, yaitu vasolidasi daerah perifer tubuh, berkeringat, menurunkan laju metabolisme, dan respon perilaku.

2.            Cara yang dilakukan hewan endoterm untuk mempertahankan/meningkatkan produksi panas karena suhu tubuhnya terlalu rendah, yaitu vasokonstriksi, menegakkan rambut, menggigil, meningkatkan laju metabolisme, respon perilaku.

Pada praktikum mengenai energi metabolisme,pada respirometer digunakan vaselin.fungsi dari faselin itu sendiri adalah sebagai perekat,agar tidak ada celah antara kepiler o2 dan ruang tempat oerganisme berada,sehingga tidak akan terjadi pemasukan atau pengeluaran O2 dari sistemyang sedang dipraktikumkan.

Pada tabel hasil pengamatan di dapatkan data bahwa aktifitas fisik pada objek akan menyebabkan peningkatan respirasi, denyut jantung, dan denyut nadi. Hal ini menandakan bahwa di dalm tubuh terjadi lebih cepat proses perombakan, sehingga akan meningkatkan kebutuhan O2 ,lalu karena kebutuhannya meningkat tubuh memberi respon dengan cara memperbanyak intensitas pengambilan O2 lewat udara dengan cara bernafas. Sehingga akibatnya akan mempercepat aliran darah dan membuat intensitas denyut nadi dan jantung menjadi meningkat.

Pada tabel hasil pengamatan beberapa jenis serangga, maka dapat diketahui bahwa
Serangga dengan berat badan yang lebih besar akan lebih cepat menghbiskan O2 dibandingkan pengan serangga dengan berat tu buh yang lebih ringan, selain itu faktor suhu juga mempengaruhi proses penghabisan oksigen, saat suhu diluar lebih dingin dibandingkan dengan suhu tubuh, maka tubuh akan segera meningkatkan proses metabolisme untuk menghasilkan energi, karena jika tidak , sehu tubuh akan turun drastis dan menghambat proses metabolisme.



V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1.      Respirasi adalah merupakan salah satu dari kegiatan metabolisme.

2.      Jenis kelamin dan kegiatan fisik mempengaruhi laju respirasi

3.      Berat masa dan suhu mempengaruhi laju metabolisme.

4.      KOH berfungsi sebagai penangkap H2O dan CO2 di dalam respirometer .
















      

DAFTAR PUSTAKA

Rida. 2008. Respirasi. http://sweefir.is.multiply.com/journal. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2013 pukul 20.18 WIB.

Campbell, A Neil. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid I . Erlangga. Jakarta.

Campbell, A Neil. 2004. Biologi Edisi enam  Jilid I . Erlangga. Jakarta.

Weichert and K. Charles. 1959. Elements of Chordate Anatomy. Mc Grow Hill.     New York. 

Widiastuti, E.L. 2002. Bahan Ajar Fisiologi Hewan II. Universitas Lampung.        Bandar Lampung.