I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah salah satu
komponen hidup yang penting dalam organisme tingkat tinggi khususnya hewan.
Darah berperan sebagai suatu kendaraan transpoprtasi bagi senyawa-senywa yang
penting maupun tidak penting. Dalam darahpun
terdapat macam macam penyusun nya, antara lain:
1. Sel darah yang cair yang berbentuk
merah yang disebut Erythrosit.
2. Sel darah
Putih disebut Leukosit.
3. Keping
darah disebut Trombocyt
Didalam sel darah itu
sendiri ada yang disebut dengan aglutinogen,ada nya aglutinogen inilah yang
menyebabkan manusia memiliki golongan darah yang berbeda-beda. Golongan daranh
yang berbeda-beda ini diturunkan secara genetis dari kedua orang tua.
Didalam darah juga ada
faktor rhesus,faktor rhesus hanya menentukan apakah seseorang tersebut
berrhesus positif atau negatif. Kebanyakan orang asia memiliki rhesus yang
positif.
Di dalam sel darah
terdapat berbagai macam zat antara lain garam anorganik, subtansi
organikgas-gas yang terlarut, hormon, dan antioksidan. Perbedaan antara
katak dengan manusia
adalah pada sel darah katak berbentuk lonjong, bulat dan mempunyai inti di
tengah sedangkan untuk darah manusia bentuknya bulat, bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Pada Manusia jumlah sel darah merah sekitar 4,5-6 juta butir
setiap ml darah. Sel darah putihnya sekitar 6000-9000 butir setiap ml darah
sedangkan jumlah keping darah sekitar 200,000- 300,000 butir untuk setiap ml
darah.
Darah pun tak lantas
begitu saja tan pa gangguan,adakalanya seseorang memiliki kelainan pada
darahnya, misalkan Hb nya rendah, bila
seseorang memiliki nilai Hb yang rendah,maka akan berkurang jumlah oksigen yang
bisa di bawa oleh darah untuk diteruskan kebagian tubuh yang lain,kekurangan Hb
ini disebut dengan anemia. Anemia bisa di sebabkan oleh beberapa faktor,antara
lain :
1. Pematangan sel yang tidak sempurna.
2. Sum-sum
tulang belakang tidak berfungsi.
3. Adanya
pendarahan yang berlebihan.
4. Membran
sel terlalu rapuh.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung jumlah
butir-butir darah merah dan putih (bdm/bdp) per mm3 darah
2. Menetukan golongan
darah menurut sistem ABO
3. Membuat sediaan apus
darah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Darah merupakan
suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma.
Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti
luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi
interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan
pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh
sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi tersebut terdapat
gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau
fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif
dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota
tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi berlainan
dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah
bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat
keturunannya (Subowo. 1992).
Golongan darah pada
manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah
seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem
penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901
Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang
terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain.
Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah.
Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4
golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat
antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang
disebut sebagai antibodi atau aglutinin(Kimball, 1990).
Golongan darah menurut
system ABO, pada permulaan abad ini K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan
darah kadang-kadang terjadi apabila sel darah merah seseorang dicampur dengan
serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain campuran tadi tidak
mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi maka Landsteiner
membagi orang menjadi tiga golongan yaitu A, B, dan O. Golongan keempat yang
jarang ditemui yaitu golongan darah AB telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa
Landsteiner yaitu A. V. Von Decastelo dan A. Sturli pada tahun 1902. Golongan
darah menurut system MNSs, dalam tahun 1972 K. Landsteiner dan P. Levine
menemukan antigen baru yang disebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan bahwa
sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen
tersebut. Golongan darah menurut sistem Rh, K. Landsteiner dan A. S. Wiener
pada tahun 1940 menemukan antigen baru lagi yang dinamakan faktor Rh (singkatan
dari kata Rhesus, ialah sejenis kera di India yang dulu banyak dipakai untuk
penyelidikan darah orang). Golongan darah dibedakan atas dua kelompok, yaitu:
Golongan darah Rh positif (Rh+) ialah orang yang memiliki antigen Rh dalam
eritrositnya sehingga waktu darahnya dites dengan anti serum yang mengandung
anti Rh maka eritrositnya menggumpal, golongan darah Rh negatife (Rh-) ialah
orang yang tidak memiliki antigen Rh di dalan eritrositnya, sehingga
eritrositnya tidak menggumpal pada waktu dites (Suryo, 2001).
Darah mempunyai fungsi
antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut
karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan
ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke
alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh
tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas
suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang
aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman
dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
III.METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan
pada tanggal 4 Oktober 2013, , bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
hemocytometer, jarum tusuk, kapas, objek glass, cover glass, dan mikroskop.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
dalam percobaain ini adalah alkohol, larutan hayem, serum anti A, serum anti B,
metanol, giemsa, dan air.
C. Cara Kerja
Adapun langkah-langkah
dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa golongan darah
Langkah pertama dengan
membersihkan jari menggunakan alkohol, yang bertujuan agar jari tersebut
aseptik. Tusuk jari dengan menggunakan jarum tusuk dan teteskan darah pada
masing-masing pada kertas golongan darah, kemudian beri serum anti gen sepeerti
yang tertera pada kertas,lalu ratakan dengan ujung tusuk gigi dan perhatiakan
perubahan yang terjadi, dimanakah darah yang mengalami koagulasi dan yang
tidak. Lalu catat hasilnya.
2. Menghitung jumlah
Butir darah Merah (BDM) per mm3 darah
Langkah pertama
membersihkan jari dengan menggunakan alkohol, yang bertujuan agar jari tersebut
aseptik. Tusuk jari dengan menggunakan jarum tusuk dan menghisap darah
menggunakan pipet sahli sampai angka 0,5, lalu darah diencerkan dengan larutan
hayem sampai angka 101 sebelum darah membeku. Pada waktu menghisap darah tidak
boleh ada gelembung udara, apabila ada gelembung harus diulang. Dengan
hati-hati melepaskan aspirator dari pipetnya dan harus dijaga supaya cairan
tidak keluar dari pipet. Segera tutup kedua ujung pipet dengan ibu jari dan
telunjuk tangan, kocok isi pipet dengan membuat gerakan angka 8, supaya larutan
tercapur rata. Buang cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok. Lalu
masukkan dengan hati-hati setetes cairan tadi kedalam kamar hitung dengan cara
menempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara dasar kamar hitung dan
kaca penutup. Kemudian barkan buti-butir darah mengendap di dalam kamar hitung,
lalu amati dibawah mikroskop dan hitung jumlah butir-butir darah merah dengan
menggunakan teknik mengisi kamar hitung.
3. Membuat pulasan
darah
Langkah pertama dengan
membersihkan jari menggunakan alkohol, yang bertujuan agar jari tersebut
aseptik. Tusuk jari dengan menggunakan jarum tusuk dan teteskan darah ke objek
glass.Lalu sampel dibakar dengan apispirtus,lalu ditetesi larutan metil alkohol
dan larutan giemsa sebagai pewarna. Keringanginkan, lalu amati dibawah
mikroskop.
IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.Tes Golongan Darah
tebel.1
mahasisawa dan
mahasiswi Biologi 2011 dengan golongan darahnya
No
|
nama
|
Serum
anti a
|
Serum
anti
b
|
Serum
anti a,b
|
Serum
anti
rh
|
Golongan
Darah
|
1
|
Rangga
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O
|
2
|
Robith
|
-
|
-
|
-
|
+
|
O
|
3
|
Riska
|
+
|
-
|
-
|
+
|
A
|
4
|
Tiara
|
-
|
+
|
-
|
+
|
B
|
5
|
Debby
|
+
|
+
|
+
|
+
|
AB
|
6
|
Widamay
|
+
|
-
|
-
|
+
|
A
|
7
|
Dewi
|
-
|
+
|
-
|
+
|
B
|
8
|
Cendana
|
+
|
+
|
+
|
+
|
AB
|
B.pembahasan
Darah merupakan cairan yang
terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Selain itu darah juga berfungsi untuk mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun. Hormon-hormon
dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah terdiri dari dua
komponen, yaitu
1.
Korpuskuler adalah unsur padat
darah, yaitu sel-sel darah eritrosit,leukosit,trombosit.
2. Plasma darah adalah cairan darah.
Sel darah merah
Ciri-ciri dari
eritrosit adalah berbentuk cakram bikonkaf ( bulat pipih dengan cekung di
tengah), berdiameter 8mm dgn ketebalan 2mm, tidak memiliki nucleus dan
bentuknya dapat berubah-ubah. Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta
eritrosit atau sekitar 99% dan eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun
organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit
mengandung hemoglobin dan berperan daalam mengedarkan oksigen dan penentuan
golongan darah,jadi jika pada pengamatan terdapat 1,22 juta berarti sel darah
merahnya kurang,hal ini akan berkaitan dengan kemampuan Hb dalam mengikat
oksigen dan mentransfernya ke bagian tubuh yang lain.
Sel Darah Putih
Sel darah putih jauh
lebih besar daripada sel darah merah. Jumlahnya dalam setiap 1 cm kubik darah
adalah 4.000 sampai 10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih
memiliki inti (nukleus). Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan
tubuh yang terpenting. Sel darah putih yang terbanyak adalah neutrofil (± 60%).
Tugasnya adalah memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh.
Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat
kimia untuk menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.Sel darah putih
mengandung ± 5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri, mengatur
pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.
Basofil, yang menyusun 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah
terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya.20 sampai 30% kandungan sel
darah putih adalah limfosit. Tugasnya adalah menghasilkan antibodi, suatu
protein yang membantu tubuh memerangi penyakit. Monosit bertugas mengepung
bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah putih. Tubuh mengatur
banyaknya sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita
kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk menggantinya.
Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih banyak sel darah
putih untuk memeranginya.
1.
Neutrofil : memiliki nucleus yg terdiri
dari 2-5 lobus(ruang), ukuran selnya sekitar 8mm,bersifat fagosit. Merupakan
sel yang paling banyak menyusun leukosit.
2.
Basofil : memiliki nucleus berbentuk S,
bersifat fagosit, dan melepaskan heparin juga histamine ke dalam darah.
3. eosinofil
: berbentuk hampir seperti bola, berukuran 9mm,Memiliki nucleus yang terdiri
dari 2 lobus dan bersifat fagosit dengan gaya fagositosis yang lemah. Eosinofil
dapat mendetoksifikasi toksin penyebab radang. Eosinofil dilepaskan oleh sel
basofil/jaringan yang rusak
4. monosit
: memiliki 1 nukleus besar yg berbentuk tapal kuda dan ginjal,Berdiameter 12-20
mm, di dalam jaringan membesar, dan bersifat fagosit menjadi makrogaf.
5. limfosit
: berbentuk seperti bola dan diameter 6-14mm, berperan dalam system kekebalan tubuh.
Trombosit
Trombosit itu merupakan
salah satujenis sel darah yang berfungsi untuk pembekuan darah agar
tidakterjadi pendarahan yang berkepanjangan apabila kita mengalami luka. Nama
lain trombosit adalah platelet atau bahasa indonesianya keping darah. apabila
jumlahnya menurun maka akan terjadi pendarahan pada tubuh kita, misalnya pada
orang demam berdarah, pendarahan tersebut terlihat dikulit seperti bintik2
merah kecil dibawah kulit. nilai normal trombosit adalah 150000-400000/ mikro
liter
Pada praktikum untuk menguji golongan
darah,golongan darah didasarkan pada terkoagulasinya darah terhadap serum anti
gen,serum anti gen diibaratkan sebagai salah satu jenis treatment,bila didalam
darah terkandung antibody A,maka hanya serum A dan AB yang menyebabkan
koagulasi,karena proteinnya sama dengan protein pada antibody A,sedangkan untuk
serum antigen lain tidak akan menyebabkan aglutinasi, sehingga orang dengan
keadaan ini bergolongan darah A.begitu pula untuk golongan darah lain. Jika darah yang ditetesi antiserum
A, antiserum B, dan antiserum AB tidak menggumpal, maka termasuk golongan darah O. Namun darah yang ditetesi
anti-serumA tidak menggumpal dan darah yang ditetesi anti serum B dan AB
menggumpal makagolongan darahnya adalah B. Jika darah yang ditetesi anti serum
B tidak menggumpal. Darah yang ditetesi anti serum A, antiserum B,dan antiserum
AB menggumpal maka golongan darahnya adalah AB. Fungsi dari anti serum A dan
antiserum B adalah sebagai pendeteksi darah yang kita uji.
Jenis penggolongan
darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau
faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki
faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka
yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki
golongan darah Rh+.
Pada pembuatan preparat
apus darah,stelah darah di lletakkan di objek glas dan di panaska menggunakan
lampu spirtus,kemudian preparat darah tersebut di beri metanol. Tujuan
pemberian metanol adalah untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel pada
sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di dalamnya.
Dan setelah itu preparat di beri larutan giemsa
yang berfungsi untuk pewarna yang umum digunakan agar sediaan terlihat
lebih jelas.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1.
jumlah eritrosit pada percobaan tidak
memenuhi standar kandungan eritrosit pada darah.
2.
Metanol mampu membunuh sel-sel darah
pada pembuatan apus darah.
3.
Pada pengamatan penggolongan darah,
darah akan menggumpal berdasarkan antigen yang cocok.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M.
1997. Biologi. Yudistira. Jakarta.
Subowo, 1992. Histologi Umum.
Bumi Aksara. Jakarta.
Kimball, J. W. 1990. Biologi
Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta.
Suryo,
2001.
Genetika Manusia. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar