Rabu, 16 Oktober 2013

laporan praktikum fisiologi hewan darah


I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah adalah salah satu komponen hidup yang penting dalam organisme tingkat tinggi khususnya hewan. Darah berperan sebagai suatu kendaraan transpoprtasi bagi senyawa-senywa yang penting maupun tidak  penting. Dalam darahpun terdapat macam macam penyusun nya, antara lain:
1.         Sel darah yang cair yang berbentuk merah yang disebut Erythrosit.
            2.         Sel darah Putih disebut Leukosit.
            3.         Keping darah disebut Trombocyt

Didalam sel darah itu sendiri ada yang disebut dengan aglutinogen,ada nya aglutinogen inilah yang menyebabkan manusia memiliki golongan darah yang berbeda-beda. Golongan daranh yang berbeda-beda ini diturunkan secara genetis dari kedua orang tua.

Didalam darah juga ada faktor rhesus,faktor rhesus hanya menentukan apakah seseorang tersebut berrhesus positif atau negatif. Kebanyakan orang asia memiliki rhesus yang positif.

Di dalam sel darah terdapat berbagai macam zat antara lain garam anorganik, subtansi organikgas-gas yang terlarut, hormon, dan antioksidan. Perbedaan antara

katak dengan manusia adalah pada sel darah katak berbentuk lonjong, bulat dan mempunyai inti di tengah sedangkan untuk darah manusia bentuknya bulat, bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Pada Manusia jumlah sel darah merah sekitar 4,5-6 juta butir setiap ml darah. Sel darah putihnya sekitar 6000-9000 butir setiap ml darah sedangkan jumlah keping darah sekitar 200,000- 300,000 butir untuk setiap ml darah.

Darah pun tak lantas begitu saja tan pa gangguan,adakalanya seseorang memiliki kelainan pada darahnya, misalkan Hb nya  rendah, bila seseorang memiliki nilai Hb yang rendah,maka akan berkurang jumlah oksigen yang bisa di bawa oleh darah untuk diteruskan kebagian tubuh yang lain,kekurangan Hb ini disebut dengan anemia. Anemia bisa di sebabkan oleh beberapa faktor,antara lain :
1.         Pematangan sel yang tidak sempurna.
            2.         Sum-sum tulang belakang tidak berfungsi.
            3.         Adanya pendarahan yang berlebihan.
            4.         Membran sel terlalu rapuh.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung jumlah butir-butir darah merah dan putih (bdm/bdp) per mm3 darah
2. Menetukan golongan darah menurut sistem ABO
3. Membuat sediaan apus darah.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo. 1992).

Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin(Kimball, 1990).

Golongan darah menurut system ABO, pada permulaan abad ini K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah kadang-kadang terjadi apabila sel darah merah seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi maka Landsteiner membagi orang menjadi tiga golongan yaitu A, B, dan O. Golongan keempat yang jarang ditemui yaitu golongan darah AB telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner yaitu A. V. Von Decastelo dan A. Sturli pada tahun 1902. Golongan darah menurut system MNSs, dalam tahun 1972 K. Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru yang disebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan bahwa sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut. Golongan darah menurut sistem Rh, K. Landsteiner dan A. S. Wiener pada tahun 1940 menemukan antigen baru lagi yang dinamakan faktor Rh (singkatan dari kata Rhesus, ialah sejenis kera di India yang dulu banyak dipakai untuk penyelidikan darah orang). Golongan darah dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Golongan darah Rh positif (Rh+) ialah orang yang memiliki antigen Rh dalam eritrositnya sehingga waktu darahnya dites dengan anti serum yang mengandung anti Rh maka eritrositnya menggumpal, golongan darah Rh negatife (Rh-) ialah orang yang tidak memiliki antigen Rh di dalan eritrositnya, sehingga eritrositnya tidak menggumpal pada waktu dites (Suryo, 2001).

Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).

III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2013, , bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

B. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat  yang digunakan dalam percobaan ini adalah hemocytometer, jarum tusuk, kapas, objek glass, cover glass, dan mikroskop. Sedangkan bahan-bahan  yang digunakan dalam percobaain ini adalah alkohol, larutan hayem, serum anti A, serum anti B, metanol, giemsa, dan air.

C. Cara Kerja
Adapun langkah-langkah dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.  Memeriksa golongan darah
Langkah pertama dengan membersihkan jari menggunakan alkohol, yang bertujuan agar jari tersebut aseptik. Tusuk jari dengan menggunakan jarum tusuk dan teteskan darah pada masing-masing pada kertas golongan darah, kemudian beri serum anti gen sepeerti yang tertera pada kertas,lalu ratakan dengan ujung tusuk gigi dan perhatiakan perubahan yang terjadi, dimanakah darah yang mengalami koagulasi dan yang tidak. Lalu catat hasilnya.

2. Menghitung jumlah Butir darah Merah  (BDM) per mm3 darah
Langkah pertama membersihkan jari dengan menggunakan alkohol, yang bertujuan agar jari tersebut aseptik. Tusuk jari dengan menggunakan jarum tusuk dan menghisap darah menggunakan pipet sahli sampai angka 0,5, lalu darah diencerkan dengan larutan hayem sampai angka 101 sebelum darah membeku. Pada waktu menghisap darah tidak boleh ada gelembung udara, apabila ada gelembung harus diulang. Dengan hati-hati melepaskan aspirator dari pipetnya dan harus dijaga supaya cairan tidak keluar dari pipet. Segera tutup kedua ujung pipet dengan ibu jari dan telunjuk tangan, kocok isi pipet dengan membuat gerakan angka 8, supaya larutan tercapur rata. Buang cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok. Lalu masukkan dengan hati-hati setetes cairan tadi kedalam kamar hitung dengan cara menempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara dasar kamar hitung dan kaca penutup. Kemudian barkan buti-butir darah mengendap di dalam kamar hitung, lalu amati dibawah mikroskop dan hitung jumlah butir-butir darah merah dengan menggunakan teknik mengisi kamar hitung.

3. Membuat pulasan darah
Langkah pertama dengan membersihkan jari menggunakan alkohol, yang bertujuan agar jari tersebut aseptik. Tusuk jari dengan menggunakan jarum tusuk dan teteskan darah ke objek glass.Lalu sampel dibakar dengan apispirtus,lalu ditetesi larutan metil alkohol dan larutan giemsa sebagai pewarna. Keringanginkan, lalu amati dibawah mikroskop.

IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.Tes Golongan Darah
tebel.1
mahasisawa dan mahasiswi Biologi 2011 dengan golongan darahnya
No
nama
Serum anti a
Serum
anti b
Serum anti a,b
Serum
anti rh
Golongan
Darah
1
Rangga
-
-
-
+
O
2
Robith
-
-
-
+
O
3
Riska
+
-
-
+
A
4
Tiara
-
+
-
+
B
5
Debby
+
+
+
+
AB
6
Widamay
+
-
-
+
A
7
Dewi
-
+
-
+
B
8
Cendana
+
+
+
+
AB

B.pembahasan

Darah merupakan cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Selain itu darah juga berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut

zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah terdiri dari dua komponen, yaitu
1.         Korpuskuler adalah unsur padat darah, yaitu sel-sel darah eritrosit,leukosit,trombosit.
2.         Plasma darah adalah cairan darah.

Sel darah merah
Ciri-ciri dari eritrosit adalah berbentuk cakram bikonkaf ( bulat pipih dengan cekung di tengah), berdiameter 8mm dgn ketebalan 2mm, tidak memiliki nucleus dan bentuknya dapat berubah-ubah. Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99% dan eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan berperan daalam mengedarkan oksigen dan penentuan golongan darah,jadi jika pada pengamatan terdapat 1,22 juta berarti sel darah merahnya kurang,hal ini akan berkaitan dengan kemampuan Hb dalam mengikat oksigen dan mentransfernya ke bagian tubuh yang lain.
Sel Darah Putih
Sel darah putih jauh lebih besar daripada sel darah merah. Jumlahnya dalam setiap 1 cm kubik darah adalah 4.000 sampai 10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang terpenting. Sel darah putih yang terbanyak adalah neutrofil (± 60%). Tugasnya adalah memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.Sel darah putih mengandung ± 5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. Basofil, yang menyusun 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya.20 sampai 30% kandungan sel darah putih adalah limfosit. Tugasnya adalah menghasilkan antibodi, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit. Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah putih. Tubuh mengatur banyaknya sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih banyak sel darah putih untuk memeranginya.

1.      Neutrofil : memiliki nucleus yg terdiri dari 2-5 lobus(ruang), ukuran selnya sekitar 8mm,bersifat fagosit. Merupakan sel yang paling banyak menyusun leukosit.
2.      Basofil : memiliki nucleus berbentuk S, bersifat fagosit, dan melepaskan heparin juga histamine ke dalam darah.
3.      eosinofil : berbentuk hampir seperti bola, berukuran 9mm,Memiliki nucleus yang terdiri dari 2 lobus dan bersifat fagosit dengan gaya fagositosis yang lemah. Eosinofil dapat mendetoksifikasi toksin penyebab radang. Eosinofil dilepaskan oleh sel basofil/jaringan yang rusak
4.      monosit : memiliki 1 nukleus besar yg berbentuk tapal kuda dan ginjal,Berdiameter 12-20 mm, di dalam jaringan membesar, dan bersifat fagosit menjadi makrogaf.
5.      limfosit : berbentuk seperti bola dan diameter 6-14mm, berperan dalam  system kekebalan tubuh.

Trombosit
Trombosit itu merupakan salah satujenis sel darah yang berfungsi untuk pembekuan darah agar tidakterjadi pendarahan yang berkepanjangan apabila kita mengalami luka. Nama lain trombosit adalah platelet atau bahasa indonesianya keping darah. apabila jumlahnya menurun maka akan terjadi pendarahan pada tubuh kita, misalnya pada orang demam berdarah, pendarahan tersebut terlihat dikulit seperti bintik2 merah kecil dibawah kulit. nilai normal trombosit adalah 150000-400000/ mikro liter
Pada praktikum untuk menguji golongan darah,golongan darah didasarkan pada terkoagulasinya darah terhadap serum anti gen,serum anti gen diibaratkan sebagai salah satu jenis treatment,bila didalam darah terkandung antibody A,maka hanya serum A dan AB yang menyebabkan koagulasi,karena proteinnya sama dengan protein pada antibody A,sedangkan untuk serum antigen lain tidak akan menyebabkan aglutinasi, sehingga orang dengan keadaan ini bergolongan darah A.begitu pula untuk golongan darah lain. Jika darah yang ditetesi antiserum A, antiserum B, dan antiserum AB tidak menggumpal, maka termasuk golongan darah O. Namun darah yang ditetesi anti-serumA tidak menggumpal dan darah yang ditetesi anti serum B dan AB menggumpal makagolongan darahnya adalah B. Jika darah yang ditetesi anti serum B tidak menggumpal. Darah yang ditetesi anti serum A, antiserum B,dan antiserum AB menggumpal maka golongan darahnya adalah AB. Fungsi dari anti serum A dan antiserum B adalah sebagai pendeteksi darah yang kita uji.

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+.
Pada pembuatan preparat apus darah,stelah darah di lletakkan di objek glas dan di panaska menggunakan lampu spirtus,kemudian preparat darah tersebut di beri metanol. Tujuan pemberian metanol adalah untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di dalamnya. Dan setelah itu preparat di beri larutan giemsa  yang berfungsi untuk pewarna yang umum digunakan agar sediaan terlihat lebih jelas.

IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1.      jumlah eritrosit pada percobaan tidak memenuhi standar kandungan eritrosit pada darah.
2.      Metanol mampu membunuh sel-sel darah pada pembuatan apus darah.
3.      Pada pengamatan penggolongan darah, darah akan menggumpal berdasarkan antigen yang cocok.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. 1997. Biologi. Yudistira. Jakarta.

Subowo, 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.

Kimball, J. W. 1990. Biologi Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta.

Suryo, 2001. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarata.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar