Rabu, 13 November 2013

SIMULASI ESTIMASI POPULASI


I. PENDAHUALUAN

                                                                                                                                                             
A. Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang membicarakan tentang hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses hubungan timbal balik atau interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan dengan lingkungan sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup organisme. Semua individu yang hidup dalam suatu daerah membentuk suatu populasi. Dan beberapa populasi spesies yang cenderung untuk hidup bersama di suatu daerah geografis tertentu membentuk suatu komunitas ekologi dimana suatu komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia disekelilingnya secara bersama-sama membentuk suatu ekositem yang dipelajari dalam ekologi
Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan hipotesis deduktif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis.
Pada praktikum  ini, kita mencoba untuk mensmulasi sebuah populasi. Dengan menggunakan kancing , kita akan mencoba menghitung jumlah pupulasi dengan menggunakan metoda eschmeyer dan Schumacher.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum  ini adalah :
1.      Menduga sebuah populasi dengan metode eschmeyer dan Schumacher.
2.      Mengaplikasikan metode CMRR pada pengestimasian popolasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Populasi didefinisikan sebagai kelompok kolektif organisme. Organisme dan spesies yang sama ( kelompok-kelompok lain di mana individu-individu dapat bertukar informasi genetika ) menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan sifat milik individu di dalam kelompok itu. Populasi mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mengadakan pembedaan-pembedaan dan memelihara diri seperti yang dilakukan oleh organisme. Sifat-sifat kelompok seperti laju kelahiran, laju kematian, perbandingan umur, dan kecocokan genetik hanya dapat diterapkan pada populasi (Resosoedarmo, 1990).

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai dapat berupa populasi rumput, populasi ikan, populasi kepiting, popuasi kerang, populasi sumpil, dan lain-lain. Contoh populasi dari komunitas sawah dapat berupa populasi padi, populasi tikus, populasi ular, dan lain-lain. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut (Heddy, 1986):
1.    Alelopati
Merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

2.    Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut (Tarumingkeng, 1994):
a.     Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasimerupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya (Resosoedarmo, 1990).

Metode Capture-Recapture seringkali sulit digunakan untuk menduga ukuran populasi alami. Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode Capture-Recapture sulit dilaksanakan di lapangan. Untuk itu dilakukan metode Removal Sampling yang tidak   melepaskan kembali hewan yang telah disampling. Contoh metode Removal Sampling adalah Metode Zippin yang dilakukan dengan cara penangkapan pertama tidak dilepaskan kembali, kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak dilepaskan kembali. Sehingga dengan menggunakan persamaan Zippin dapat diduga populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2009).

III. METODOLOGI KERJA


A. Waktu dan Tempat

Praktikum dlaksanakan pada tanggal 7 november 2013. Bertempat di laboratorium ekologi. Jurusan Biologi. Fakultas metematika dan ilmu pengetahuan alam. Universitas lampung.

B. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah :
Toples plastic, kancing dalam 2 warna.kertas estimasi, dan kalkulator.

C. Cara kerja

1. memasukkan sejumlah kancing berwarna biru pada sebuah toples.
2.  mengambil secara acak kancing-kancing tersebut, lalu menghitung berapa kancing yang terambil.
3. mengganti sejumlah kancing biru yang terambil tersebut dengan kancing warna coklat, sebagai individu yang di tandai.
4. melakukan kembali hal yang sama seperti kegiatan  2 & 3.
5.bila kancing coklat terambil kembali, maka tidak perlu di ganti dengan kancing lain.
6. melakukan pencatatan terhadap pengambilan sebanyak 10 kali.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Data pengamatan

Table.1 data estimasi populasi
A
C
M
T
R
M2
C.M2
M.R
R2
R2/C
1
12
-
-
-
0
0
0
0
0
2
14
12
13
1
144
2016
12
1
0,0714
3
21
25
21
0
625
13125
0
0
0
4
23
46
18
5
2116
48668
230
25
1,0869
5
15
64
12
3
4096
61440
192
9
0,6
6
17
76
16
1
5776
98192
76
1
0,0588
7
26
92
24
2
8464
220064
184
4
0,1538
8
25
116
19
6
13456
336400
696
36
1,44
9
22
135
15
7
18225
400950
945
49
2,.2272
10
18
150
13
5
22500
405000
750
25
1,3888
Jumlah
75.402
1.585.855
3085
150
7,0269

B. Pembahasan

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis

dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.

Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadarat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMRR). Metode CMRR  dapat di terapkan dengan asumsi- asumsi bahwa :
a. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.
b. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
c.  Populasi harus dalam sistem tertutup  (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung).
d.  Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
e. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya.
f.  Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk ditangkap.
g.  Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
Penandaan yang dilakukan pada individu dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan cat yang sukar luntur, dengan memotong bagian sirip atau bulu di sayap, dengan menggunakan cincin penanda, atau untuk teknologi yang modern dapat dilakukan dengan menggunakan chip yang dapat memberikan sinyal. Selagi tanda resebut tidak menggangu aktifitas hidup dari organisme yang di tandai.

Bila kita ingin langsung mengestimasi populasi, biasanya data akan menjadi bias, hal ini dikarenakan sulit menemukan nilai pasti suatu kelompok makhluk hidup pada daerah terbuka, kecuali individu tersebut terisolasi. Sulitnya mendapatkan nilai pasti dari suatu populasi dikarenkan gangguan-gangguan yang datang dari lingkungan tempat populasi tersebut tinggal, bisa saja suatu populasi yang diamati mengalami kematian akibat suatu penyakit atau kegiatan predasi oleh organisme yang dalam rantai makan merupakan pemakan individu yang sedang diamati tersebut.
Pada praktikum, kancing berwarna biru dianggap sebagai individu yang belum di tandai, sedangkan kancing biru yang terambil akan di gantikan oleh kancing coklat yang dianggap sebagai indivudu yang tertangkap dan di tandai. Saat terambil misalkan 10 buah berwarna biru, maka akan di ganti dengan sejumlah yang diambil dengan kancing warna coklat dan dikembalikan kembali ke toples untuk mengaplikasikan release pada metode CMRR.

Pada saat praktikum terdapat beberapa jenis simbol antara lain:
S : menandai banyak kali pengambilan
C : untuk menyatakan jumlah kancing yang terambil pada pengambilan ke n
M : untuk menyatakan jumlah individu baru yang di tandai pada pengambilan ke na + nb
T : untuk menyatakan jumlah individu tertangkap yang belum tertandai
R : untuk menyatakan individu yang tertangkap lagi pda pengambilan ke n, namun sudah bertanda.

Pada hasil perhitungan (terlampir) di dapati bahwa dengan menggunakn perhitungan rumus schaumacher dan eschmeyer, nilai a adalah 514, 0534 sedangkan nilai variancenya di dapat b = 0,1139. Dengan diketahuinya nilai a dan b nya maka dapat dihitung nilai standar erornya yaitu sebesar 70, 818.
Besarnya nilai dari standar eror ini diakibatkan karena jumlah pengambilan sampel yang tidak konsistan, terkadang terambil sedikit, kadang pula terambil banyak. Dengan tingginya nilai standar eror ini maka dapat dinyatakan bahwa simulasi estimasi yang dilakukan datanya tidak baik atau tidak valid.

V. KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah :

1.      Data hasil estimasi dinyatakan tidak baik
2.      Ketidakbaikan data di karenakan nilai standar erornya besar
3.      Besarnya nilai SE karena pengmbilan individu tidak konsisten jumlahnya.

DAFTAR PUSTAKA


Heddy, Suwasono. 1986. Pengantar Ekologi. CV Rajawali. Jakarta.
Resosoedarmo, Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya. Jakarta.
Soegianto, Agoes. 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.
Tarumingkeng, R. C. 1994. Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Umar, M. Ruslan. 2004. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Universitas Hasanuddin. Makassar.

 



L
A
M
P
I
R
A
N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar